Wilujeng Sumping

Dede Fuad Muslim (H1H011008)

Jumat, 21 September 2012

Bentuk-bentuk Tubuh Ikan

Bentuk tubuh ikan biasanya berkaitan erat dengan tempat dan cara mereka hidup. Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau simetris bilateral, yang berarti jika ikan tersebut dibelah pada bagian tengah-tengah tubuhnya (potongan sagittal) akan terbagi menjadi dua bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi kiri. Selain itu, ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral, yang mana jika tubuh ikan tersebut dibelah secara melintang (cross section) maka terdapat perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri tubuh, misalnya pada ikan langkau (Psettodes erumei (Bloch & Schneider, 1801)) dan ikan lidah (Cynoglossus bilineatus (Lacepède, 1802)).


Bentuk-bentuk tubuh ikan. A. Fusiform; B. Compressed; C. Depressed; D. Anguilliform; E. Filiform; F. Taeniform; G. Sagittiform; H. Globiform (Bond, 1979)

Bentuk tubuh simetris dapat dibedakan atas:
  1. Fusiform atau bentuk torpedo (bentuk cerutu), yaitu suatu bentuk yang sangat stream-line untuk bergerak dalam suatu medium tanpa mengalami banyak hambatan. Tinggi tubuh hampir sama dengan lebar tubuh, sedangkan panjang tubuh beberapa kali tinggi tubuh. Bentuk tubuh hampir meruncing pada kedua bagian ujung. Contoh: Rastrelliger kanagurta (Cuvier, 1816) kembung lelaki, Euthynnus affinis (Cantor, 1849) tongkol, Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758) cakalang.
  2. Compressed atau pipih, yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke samping. Tinggi badan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan tebal ke samping (lebar tubuh). Lebar tubuh juga lebih kecil daripada panjang tubuh. Contoh: Gerres filamentous Cuvier, 1829 kapas-kapas, Gazza minuta (Bloch, 1795) peperek bondolan, Parastromateus niger (Bloch, 1795) bawal hitam.
  3. Depressed atau picak, yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke bawah. Tinggi badan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan tebal ke arah samping badan (lebar tubuh). Contoh: Rhynchobatus djiddensis (Forsskål, 1775) pare kekeh, Himantura uarnak (Gmelin, 1789) pare totol, Pastinachus sephen (Forsskål, 1775) pare kelapa.
  4. Anguilliform atau bentuk ular atau sidat atau belut, yaitu bentuk tubuh ikan yang memanjang dengan penampang lintang yang agak silindris dan kecil serta pada bagian ujung meruncing/tipis. Contoh: Anguilla celebesensis Kaup, 1856 sidat, Monopterus albus (Zuiew, 1793) belut, Plotosus canius Hamilton, 1822 sembilan.
  5. Filiform atau bentuk tali, yaitu bentuk tubuh yang menyerupai tali. Contoh: Pseudophallus straksii (Jordan & Cuvier, 1895) pipefish, Nemichthys scolopaceus Richardson, 1848 snipe eel.
  6. Taeniform atau flatted-form atau bentuk pita, yaitu bentuk tubuh yang memanjang dan tipis menyerupai pita. Contoh: Trichiurus brevis Wang & You, 1992 ikan layur, Pholis laeta (Cope, 1873).
  7. Sagittiform atau bentuk panah, yaitu bentuk tubuh yang menyerupai anak
    panah. Contoh: Esox lucius Linnaeus, 1758 pike
  8. Globiform atau bentuk bola, yaitu bentuk tubuh ikan yang menyerupai bola. Contoh: Diodon histrix Linnaeus, 1758 buntal landak, Cyclopterus lumpus Linnaeus, 1758 lumpfish.
  9. Ostraciform atau bentuk kotak, yaitu bentuk tubuh ikan yang menyerupai kotak. Contoh: Tetraodon baileyi Sontirat, 1989 hairy puffer, Lagocephalus sceleratus (Gmelin, 1789) toadfish. Tidak semua ikan mempunyai bentuk tubuh sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Beberapa jenis ikan mempunyai bentuk tubuh yang berbeda, misalnya pada ikan Eurypegasus draconis (Linnaeus, 1766) dari famili Pegasidae, ikan sapi Acanthostracion quadriformis (Linnaeus, 1758)(famili Ostraciidae), ikan tangkur kuda Hippocampus kuda Bleeker, 1852 (famili Syngnathidae).
    Bentuk tubuh ikan Ictalurus punctatus (Rafinesque, 1818) dari famili Ictaluridae dan golongan lele Clarias batrachus (Linnaeus, 1758) merupakan kombinasi dari beberapa bentuk tubuh, yaitu bagian kepala berbentuk picak, bagian badan berbentuk cerutu, dan bagian ekor berbentuk pipih



  Bentuk-bentuk tubuh kombinasi. A. Famili Pegasidae; B. Famili Ostraciidae; C. Famili Ictaluridae; D. Famili Syngnathidae (ikan Tangkur kuda)(Bond, 1979).


#kuliah iktiologi#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar